Kamis, 07 Agustus 2014

FILOSOFI KENTANG


udah lama g posting nih sibuk skripsi yang g beres2.

masih dalam suasana idul fitri. Jadi mohon maaf lahir batin yaaaaaa?

naaah ngomong ngomong minta maaf. pada posting kali ini saya ingn membahas tentang pentinggnya memberi maaf. kenapa bisa sangat penting? mungkin kisah ini bisa menjawabnya. baca semuanya yaaa mudah2an bermanfaat.

"KENTANG"

Suatu ketika, ada seorang guru yang meminta murid-muridnya untuk
membawa satu kantung plastik bening ke sekolah. Lalu, ia meminta
setiap anak untuk memasukkan beberapa kentang di dalamnya.
Setiap anak, diminta untuk memasukkan sebuah kentang, untuk setiap
orang yang tak mau mereka maafkan.
Mereka diminta untuk menuliskan nama orang itu, dan mencantumkan
tanggal di dalamnya. Ada beberapa anak yang memiliki kantung yang
ringan, walau banyak juga yang memiliki plastik kelebihan beban.

Mereka diminta untuk membawa kantung bening itu siang dan malam.
Kemana saja, harus mereka bawa, selama satu minggu penuh.
Kantung itu, harus ada di sisi mereka kala tidur, di letakkan di meja
saat belajar, dan ditenteng saat berjalan.

Lama-kelamaan kondisi kentang itu makin tak menentu. Banyak dari
kentang itu yang membusuk dan mengeluarkan bau yang tak sedap.
Hampir semua anak mengeluh dengan pekerjaan ini. Akhirnya, waktu
satu minggu itu selesai. Dan semua anak, agaknya banyak yang
memilih untuk membuangnya daripada menyimpannya terus menerus.

Teman, pekerjaan ini, setidaknya, memberikan hikmah spiritual yang
besar sekali buat anak-anak. Suka-duka saat membawa-bawa kantung
yang berat, akan menjelaskan pada mereka, bahwa, membawa beban
itu, sesungguhnya sangat tidak menyenangkan. Memaafkan, sebenarnya
adalah pekerjaan yang lebih mudah, daripada membawa semua
beban itu kemana saja kita melangkah.

Ini adalah sebuah perumpamaan yang baik tentang harga yang harus
kita bayar untuk sebuah kepahitan yang kita simpan, dan dendam yang
kita genggam terus menerus. Getir, berat, dan meruapkan aroma yang
tak sedap, bisa jadi, itulah nilai yang akan kita dapatkan saat
memendam amarah dan kebencian.

Sering kita berpikir, memaafkan adalah hadiah bagi orang yang kita
beri maaf. Namun, kita harus kembali belajar, bahwa, pemberian itu
adalah juga hadiah buat diri kita sendiri.
Hadiah, untuk sebuah kebebasan.
Kebebasan dari rasa tertekan, rasa dendam, rasa amarah, dan kedegilan
hati.

0 komentar:

Posting Komentar